Selasa, 15 Mei 2012

NAFSU

Kenalkan namaku adalah Suparno, jabatanku sekarang adalah supir…, hehehe.. kalo supir bukan jabatan kali ya…, ya sekarang telah dua tahun menjadi supir pribadi dari Sumi Yang, seorang penyiar berita Metro TV yang biasa membawakan berita dalam Bahasa Mandarin. Sebenarnya waktu di kampung dulu aku adalah seorang dukun. Tapi karena kampungku terkena musibah banjir bandang maka aku pun mencari nafkah lain. Malam itu selepas acara meeting Metro Xin Wen untuk keesokan harinya, aku mengantar Sumi pulang ke apartemennya. Sumi terlihat lelah tapi tetap tampak cantik dalam make up tipis dan balutan blazernya. Ya, Sumi memang tampak sekali keanggunannya, apalagi di usianya yang baru 26 tahun (10 Januari 1984).

“Emmhh cape banget nih mang…!!, kita sekarang langsung pulang saja ya.. sudah ingin istirahat nih, besok pagi udah harus mulai lagi” sahut Sumi kepadaku.

“Baik non…”, sahutku sambil melihat ke belakang lewat spion. “Cantik sekali Non Sumi, coba dia mau jadi istriku…”, kataku dalam hati.

Memang aku sangat menyukai Sumi, karena bukan hanya cantik dan pintar, dia juga selalu ramah dan murah senyum walau terhadap orang-orang kecil seperti saya ini

“Emmhh, kayanya malam ini, malam yang tepat untuk menggunakan gendamku untuk memiliki Sumi”. Kataku dalam hati lagi.

Sepanjang perjalanan aku sering melirik ke belakang memuji Sumi yang begitu sempurna karena dikaruniai kepintaran dan kecantikan seraya melafalkan gendamku yang akan ku pergunakan padanya. Sumi sendiri tidak mengetahuinya, dia tampak capek dan hanya menjawab seadanya tapi tetap ramah sambil melihat ke jalanan. Akhirnya kami memasuki apartemennya,

“Mang, nanti ke atas ya…, aku ada sedikit oleh-oleh buat abang…”. setelah itu Sumi turun dari mobil dan langsung naik ke lantai 11 tempat apartemennya.Suparno

Suparno

Kemudian aku menyusul ke apartemennya, setelah dipersilahkan masuk oleh Sumi akupun duduk di sofa.

“Ini, Mang…, aku punya baju buat Mamang, sama sedikit suvenir, ini beli di Guangzhou waktu liputan minggu lalu”, kata Sumi sambil menyerahkan satu kantong plastik kepadaku. Kesempatan nih dapat menjabat tangan dan mempergunakan gendamku.

“Aduh, terima kasih banyak Non, atas pemberiannya “, sambil menjabat tangan Sumi yang halus dan mempergunakan gendamku. “Ayo, sekarang mintalah sesuatu kepadaku, Sumi supaya biar gendamku bekerja dengan baik”. Kataku dalam hati.

“Mang, Mamang bisa tolong pijat aku nggak…!!, pundakku pegel-pegel nih…”, kata Sumi, tapi dia sendiri tidak mengerti mengapa dia mau dipijit olehku.

“Bisa, non…!!, silahkan non duduk…”, aku mulai memijitnya, di pundaknya tercium oleh diriku wangi tubuh dari Sumi yang cantik ini, wangi parfum mahal yang menambah naik libido diriku. “sekarang, Sumi akan menjadi miliku”, aku pun mulai melafalkan gendamku yang terakhir untuk dapat memiliki Sumi. Sambil terus memijit pundaknya, tangan ku mulai beraksi di tenguknya sambil terus memijitnya.

“Emmhh, terus Mang.., enak sekali pijitannya”, kata Sumi sambil matanya terpejam.

“Kamu cantik Sumi sayang …!!” , kataku sambil terus memijit, tanganku mulai meremas buah dadanya.

Sumi tampak kaget tapi dia tidak dapat berbuat banyak. Membiarkan diriku meremas-remas bongkahan dadanya yang berukuran sedang

“Tubuh kamu wangi sekali Sumi….!!!”, tanganku mulai masuk lewat sebelah atas kemejanya, kugerayangi dan kuremas payudara yang masih tertutup cup bra.

“Emmhh.., Mamang… Enak…”, kata Sumi yang sudah berada dalam pengaruh gendamku.

“Sumi, sudah pernah melihat kontol?”, tanyaku sambil setengah berbisik di telinganya. Sumi tampak kaget mendengarnya. Tapi dirinya tampak sudah termakan hipnotis. Meski wajahnya memerah dia hanya menggelengkan kepala.

“Sumi, mau melihat kontol Mamang? kamu akan menyukainya sayang…!!” kataku selanjutnya. Sumi tampak mengangguk dan wajahnya memerah karena malu. “Sekarang, Sumi buka celanaku, dan kolorku…”, perintahku pada Sumi.

Sumi tampak patuh dia mulai bersimpuh di depan ku dan mepelorotkan celana dan celana dalamku. Tiba-tiba penisku menyembul dan memang penisku sudah mulai keras dari tadi. Sumi tampak kaget, karena penis hitamku yang telah tegak ada di depan mukanya.

“Sekarang, raih kontolku, Sumi sayang…, kamu belai, ciumin dan jilatin kontolku”, perintahku selanjutnya pada Sumi.

Sumi yang tampak ragu tapi sudah mulai dalam pengaruh gendam. Mulai melaksakan perintahku. Mula-mula tangannya mengocok penisku. Bibirnya yang tipis mendekati penisku. Dia mulai mencium ujung penis ku. Sumi tampak belum biasa terhadap bau tak sedap penisku.

“Ayo Sumi…, jilat dan kulum kontolku…”, perintahku pada Sumi, yang di lanjutkan dengan anggukan dari Sumi. Sumi mulai menjilati penisku. Mulai dari ujung penis sampai ke pelirku. Sekarang Sumi sudah mulai terbiasa dengan bau tak sedap dari penisku.

“Ah…, ya begitu Sumi sayang…, terus jilatan mu enak sekali…, sekarang mulai masukan kontolku ke mulutmu dan jangan di gigit”, kataku sambil memegangi rambutnya. Sumi melanjutkan mengulum penisku.

“sruupp….,ahh… enak sekali…. sruupp”, Sumi tampak menikmati oral seksnya meski agak sedikit canggung.

“Ahh…. Bagus enak sekali Non.”, kataku sambil menjambak rambut panjangnya. “ Ahh… kamu cepat belajar….seponganmu enak sekali… , kamu menyukainya sayang“, tanyaku kepada penyiar berita cantik itu.

Sumi mengangguk dan sambil terus mengulum penisku…., aku menggerakan pantatku seolah sedang melakukan penetrasi. Sumi tampak kelabakan, karena kepalanya kutahan dan aku memaju mundurkan pantatku sampai mentok wajahnya di selangkanganku. Tampaknya penisku sampai di rongga kerongkongannya, ia tampak pucat. Aku menarik lagi rambutnya kKemudian kuhentakkan kembali. Kusenggamai mulut sang penyiar.

“srrruuuuppp…. Aacchh”, Sumi yang mulai terbiasa, dan malah menikmatinya. ia terus melakukan emutan di penisku.

“Ahh… Sumi sayang, enak sekali seponganmu…, aku sebentar lagi keluar…, kamu harus meminum semua pejuku….” kataku kepada Sumi disertai anggukannyaisambil terus melakukan oral terhadap penisku.

“Acckkhhh….keluar sayang…., minum pejuku…..”, Sumi hampir tersedak ketika pejuku meluncur dengan deras dan banyak. Tapi ia tampak rakus meminum semua pejuku. Ada sedikit yang tertumpah di kemejanya. Sumi mulai menjilati sisa peju yang masih menempel di penisku.

“Acchh … ya begitu sayang…., kamu telah meminum pejuku…., sekarang kamu adalah milikku…, Sumi kamu adalah budak diriku, budak nafsuku….”, memang yang telah terkena gendam dan meminum pejuku maka wanita itu akan menjadi budak setiaku.

“sekarang Sumi harus mulai berikrar kepadaku, untuk menjadi budakku…” perintahku pada Sumi. Seperti seorang budak yang patuh terhadap tuannya. Sumi mulai berikrar di depan ku.

“Saya…., Sumi Yang mulai detik ini akan menjadi budak tuan…, budak yang patuh terhadap perintah tuan, semua lubang yang ada di tubuhku boleh dimasuki oleh kontol tuan…”, kata Sumi dengan tatapan kosong

“Emmhh … Lubang apa aja yang di tubuhmu Sumi…..” tanyaku kepada Sumi.

“Mulut, vagina dan dubur saya tuan….”, Jawab Sumi yang sudah tampak horny.

“Mulut, memek sama bool…, begitu ngucapnya…, dan kamu bersedia jadi lonteku…, dan melayani orang-orang yang aku suruh untuk menikmati tubuhmu dan kamu harus bersedia di gangbang oleh banyak laki-laki yang aku perintahkan”, kataku yang langsung masuk sebagai perintah kepada sang penyiar cantik itu.

“Iya, mulut, memek dan boolku boleh di masuki oleh kontol tuan, dan Sumi bersedia untuk menjadi lonte tuan, dan Sumi bersedia untuk di gangbang tuan…., tubuh Sumi seutuhnya milik tuan”, begitulah Sumi yang sudah 100% dalam pengaruhku.

Sumi Yang yang cantik dan anggun itu akan segera berubah menjadi wanita binal.

“Bagus…. Sekarang kamu memohon kepada diriku, supaya aku mau ngentot sama lonte kaya kamu…”, perintahku kepada Sumi.

“Tuan…., maukah tuan memakai tubuhku, memekku masih perawan tuan, belum pernah di masukin sama kontol… Tuan…., Sumi ingin tuan mengambil keperawananku…, ngentot memek Sumi yang belum pernah di jamah kontol…., silahkan Tuan…”, pinta wanita berwajah oriental itu manja sambil tangannya terus mengocGithan penisku yang mulai tegak lagi

“Sekarang kamu lonteku, buka semua bajumu dan celanamu… kamu telanjang…. jangan pakai apa-apa lagi”, perintahku kepada Sumi.

Sumi mulai membuka semua pakaiannya di hadapanku, blazer, kemeja, rok, pakaian dalam, satu-persatu berjatuhan di lantai di bawahnya sehingga yang tersisa tinggal jam tangan, kalung dan cincinnya. Payudara Sumi terlihat montok meskipun tidak terlalu besar tapi sangat menggairahkan, vaginanya tampak terawat dengan bulu-bulu tebal di sekitar vaginanya. Sumi sekarang sudah bugil total di hadapanku, sopirnya.

“Mendekatlah kemari lonteku…..”, perintahku kepada Sumi.

Sumi mulai mendekatiku, ku remas-remas bongkahan payudaranya dan aku pun mulai menyusu pada payudaranya yang bulat kencang itu.

“Emmhhh, tubuhmu wangi sayang…., kamu pantas buat dientot sama aku”, kata-kataku meluncur sambil terus menyusu pada payudara sang penyiar berita.

Sementara tanganku mulai memasuki selangkangan Sumi dan mulai memasuki vaginanya sambil mencari klitorisnya.

“EEmmhhh……”, Sumi tampak melenguh ketika klitorisnya mulai ketemu olehku. Aku mulai memainkan klitoris yang sensitif itu. Semakin lama vagina sang penyiar berita makin basah. Tubuh Sumi pun melemah, dia mulai terjatuh di atas sofa.

“Ahhh….. enakk……. Tuan….. “, Sumi tampak menikmatinya. Aku mulai mendekatkan bibirku di vagina sang artis. “Emmhhh…. Wangi sekali memek kamu sayang……”, kataku sambil terus menjilat vaginanya. Lidahku bermain liar di vaginanya. Kadang sambil aku masukan dua jariku ke dalam liang kenikmatan tersebut.

Sumi makin menggelinjang, dan kakinya menjepit kepalaku, tangannya menekan kepalaku ke selangkangannya seolah tidak mau berhenti untuk terus dijilat, dan diriku pun semakin liar menjilat, dan menyedot vagina majikanku itu.

“srruuppp….. sruuuppppp…..”, terus aku menjilati vagina Sumi.

“Acckkkhhh…… Sumi pengen pipis……, Ackkhhhh enak….. ooohhh….”, desah Sumi, yang tidak kuhiraukan. Aku terus menyedot liang vaginanya yang sudah sangat becek.

Dan akhirnya “acckkkkhhhhh………. Enak mang…… nikmat!”, cairan cinta Sumi yang sudah terangsang berat keluar….dan mengenai mukaku.

“Ackkhhh Sumi…. Memek kamu enak sekali…., kamu memang lonte yang ingin di entot…”,

Sekarang penisku sudah mendekati lubang vaginanya yang sudah kelelahan setelah orgasme pertamanya.

“Sekarang…. Nikmatilah kontolku ini lonteku!!”, penisku kugesekkan di bibir vagina Sumi

“emmhhh….”, Sumi tampak sayu dan sendu, sedangkan diriku sudah ingin menggarap vaginanya

Penetrasi pertama aku meleset, penisku tidak masuk ke vagina Sumi, aku terus berusaha…., kubuka lebar vaginanya dan kudorongkan penisku. Setengah kepala penisku sekarang sudah masuk di dalam vaginanya….cukup sulit memang….

“AAccckkhh….. sakit……!!!”, Sumi tampak meringis ketika setengah penisku sudah masuk ke dalam vaginany…. “Acckkhhh……Ampun….. sakit sekali….Sudah… sudah…ammpunn tuuaann!!!”, Air mata Sumi meleleh menahan perih dan ngilu di vaginanya.

“Diam kamu lonte….., kamu yang minta di entot sama aku, sekarang kamu rasakan kontolku”,

Dengan kasar aku sentakan penisku sekuat-kuatnya ke dalam vagina Sumi dan amblas semuanya ke dalam vagina Sumi.

“Accckkkkkhhhh…….. Ammmpppuuunn”, Sumi berteriak, kepalanya terdongak ke belakang, tangannya meremas sofa menahan ngilu bahwa vaginanya telah dimasuki penis miliku.

Namun aku seperti orang kesetanan, aku genjot tubuh Sumi yang sedang menahan sakit itu, sampai Sumi meringis, kepalanya membanting-banting ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas-remas sofa.

“Acckkkhhh…… perih…. Ssaakkiitt…. Oooohhh….. ammppuunnn tuann….”, Sumi terus berteriak.

“Bukan kah , ini yang kau mau Sumi Lonteku sayang….???”, Kataku sambil berhenti sejenak menggenjot vagina sang penyiar berita.

Dengan lembut aku mencium kening, hidung, pipi dan sambil menghembuskan nafasku mencium telinga Sumi yang membuat gairah dalam tubuhnya kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhku berdiri.

“Bibirmu indah Sum!” itu yang terdengar sebelum oleh Sumi sebelum diriku melumat kedua belah bibir indahnya, Sumi tampak menikmat sekali rasanya dicumbui

Lalu aku mulai menggerakan pantatku dan mulai mengobok-obok isi liang vagina Sumi.

“Ohh.. Sumi.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat..” kataku terus mengocok vagina Sumi maju dan mundur dan Sumipun semakin menikmatinya, hilang rasanya rasa pedih dan sakit tadi terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulut Sumi mulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan.

“Akhh.. Tuan.. Aduuh.. ohh..” lama aku memacu birahinya dan Sumipun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya tubuh Sumi mengejang dan sambil memeluk erat tubuhku kembali menyemprotkan cairan yang meledak dari dalam rahimnya. Sumipun orgasme untuk yang kedua. Untuk beberapa saatku menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Sumi sambil melumat bibirnya. Sumi benar-benar menikmati orgasme yang kedua ini, matanya terpejam sambil melingkarkan kedua kakinya kepadaku. Sementara rambut Sumi sudah tampak tak karuan dan tubuhnya berkeringat. Kulepaskan penisku dari vaginanya. Tampak cairan kental keluar dari vagina wanita oriental itu.

“Bagaimana kamu masih mau lagi sayang…???”, tanyaku kepada Sumi dan dia yang telah diliputi oleh nafsu birahi hanya mengangguk.

Kini kuperintahkan Sumi menaiki penisku. Tidak terlalu sulit penisku memasuki vaginanya karena sudah basah dan licin. Erangan Sumi turut mengiringi proses penetrasi itu hingga akhirnya penisku itu tertancap seluruhnya.

“Mmhhh…enak Sumi, memekmu legit sekali !” gumamku merasakan himpitan dinding vagina Sumi terhadap penisku.

Tanpa menghiraukan ocehanku, Sumi mulai menggoyangkan tubuhnya naik-turun. Sesekali ia meliukkan pinggulnya sehingga aku merasa penisnya seperti dipelintir. Secara refleks tangannya yang saling genggam dengan tanganku itu membimbingnya ke salah satu payudaranya seolah meminta meremasinya.

Aku mulai memainkan payudara Sumi dan tangan satunya menelusuri tubuh yang molek milik Sumi Yang, si penyiar berita cantik, merasakan kulitnya yang halus dan lekuk tubuhnya yang indah. Sumi sudah semakin hanyut dalam persetubuhan terlarang itu.

“Yah…terus Sumi, enak…terushh !” desahku itu seiring genjotan Sumi yang semakin liar karena semakin dikuasai birahi. Dari bawah diriku juga ikut menggerakkan pinggul, sehingga tumbukkan diriku dan Sumi saling berlawanan arah dan menyebabkan penis itu menusuk lebih dalam. Sumi tidak menghiraukan yang lain lagi selain birahinya yang menuntut pemuasan.

“Gimana Sumi ? Enak ga kontol mamang?” tanya diriku yang telah berpengalaman menaklukkan beberapa wanita dengan ilmu gendamku.

“Aahh…ahhh…enak Tuaann…terus…goyang terus Tuaann!” erang Sumi.

Tidak sampai lima menit setelah itu, Sumi mulai sampai ke puncak, otot-otot vaginanya berkontraksi dengan cepat dan makin basah. Dia menambah kecepatan goyangannya sehingga aku juga makin mendesah.

“Oohhh !” Sumi menggelinjang dahsyat di atas tubuhku.

Selama beberapa saat tubuhnya menegang tak terkendali, dinding vaginanya makin meremasi penisku yang masih perkasa meski Sumi sudah untuk ketiga kalinya orgasme.

“Non Sumi masih mau kan?” tanyaku dekat telinganya, “mau kan lonte, jawab dong!” tanyaku lagi, kali ini sambil meremas payudaranya.

“Iya…hhhsshh…mau Tuuaann mau!” karena tak kuat menahan keinginan untuk orgasme untuk yang kesekian kalinya, Sumi menjawab terengah-engah.

Kembali kujejali vagina Sumi dengan penisku yang masih tegak dan keras. Sambil bepegangan pada pinggang rampingnya akupun terus menyodok-nyodokan penisku. Sentakan-sentakan kuat itu menyebabkan tubuh Sumi ikut bergoncang-goncang, di atas sofa tempat tangan Sumi menahan sodokanku, Desahan-desahan nikmat keluar dari mulutnya, matanya setengah terpejam.

Tanganku merambat ke atas hingga menjambak rambutnya. Sumi semakin tak sanggup menahan gelombang birahinya, ia semakin melenguh-lenguh dan nafasnya semakin memburu, sebentar lagi puncak kenikmatan itu akan dicapainya. Namun pada saat Sumi akan orgasme aku menghentikan genjotan, aku memang sedang mempermainkan birahi sang penyiar berita cantik ini. Sumi terpaksa menggerakkan sendiri pinggulnya agar tetap bergesekan dengan penis diriku.

“Oohh…ayo Ttuuaann, puasin saya…saya…saya gak tahan lagi…mmhh!” Sumi akhirnya memohon supaya diantar ke puncak kenikmatan oleh diriku. memang Sumi sudah tak sanggup lagi menahan keinginan untuk orgasme.

Tubuh Sumi tersentak-sentak dan makin terdesak ke sofa, payudaranya yang montok itu kini tertekan pada sofa. Desahan Sumi semakin menjadi ketika gelombang orgasme itu kembali menerpanya, tubuhnya menggelinjang dahsyat seakan melepaskan segala nikmat yang tadi tertunda. Akhirnya Sumi mendesah panjang dan seluruh otot-otot tubuhnya mengejang, yang datang kali ini adalah multiorgasme sehingga tubuhnya berkelejotan tak terkendali, sungguh luar biasa seperti melayang ke surga saja rasanya, dari pengalaman seks selama dua tahun dengan kekasihnya saja. Matanya merem-melek dan pandangannya seperti berkunang-kunang selama terhempas gelombang orgasme itu, sensasi itu berlangsung selama 2-3 menit lamanya hingga akhirnya tubuhnya melemas seperti tak bertulang, dan tubuh Sumi pun ambruk sofa. Saat itu aku belum mencapai klimaks, aku melanjutkan hujaman-hujamannya terhadap liang vagina gadis itu. Lima menit kemudian barulah penisku menumpahkan lahar panas di dalam vagina Sumi.

“Uuggghh…asyiknya…. Eemmhhh nikmat!” lenguh diriku sambil menekan dalam-dalam penis yang menyemburkan sperma.

Penisku masih menyodok vaginanya namun kecepatannya kian menurun. Di paha dalam Sumi nampak cairan kewanitaannya yang bercampur dengan sperma pria itu meleleh keluar dari selangkangannya. Setelah genjotan aku berhenti, aku mendekap tubuh gadis itu. Dipeluk tubuh Sumi dengan penis masih menancap di vaginanya walau sudah mulai kendor karena mulai menyusut. Aku memeluknya sambil memijat pelan payudaranya. Sumi merasakan betapa banyak cairan orgasme yang keluar dan spermaku yang tertumpah di dalam sana hingga sebagian meleleh keluar dan terasa basah. Perlahan-lahan penisku mulai melembek dan akhirnya keluar dari vagina Sumi.

Aku tersenyum puas setelah selesai menyetubuhi tubuh cantik Sumi Sefira. dan Sumi pun mulai tertidur diatas sofa. Sementara aku mengambil sebatang rokok sambil kembali melafalkan gendamku. Karena mulai sekarang Sumi sudah dalam pengaruhku dan akan menuruti semua keinginanku.

************************

Gangbang in the Villa

Sudah hampir dua minggu semenjak gendamku lontarkan kepada Sumi Yang, Dalam keseharian Sumi tetap disibukan dengan jadwal-jadwal siaran dan liputan. Meski di tengah kesibukannya Sumi tetap harus melayani nafsuku, semakin hari Sumi menjadi lebih lihai dalam melakukan persetubuhan baik seks kilat maupun di apartemennya. Di kesehariannya Sumi tetap seorang yang anggun dan terpelajar, tetapi di luar itu ia tidak lebih dari wanita binal yang haus seks. Malam sudah menunjukan jam 11 lewat, siaran Metro Xinwen hari itu baru saja selesai,

“Mang, kita pulang yu..”, kata Sumi mengajakku untuk segera pergi.

Sekarang Sumi tidak pernah duduk di kursi belakang lagi, atas perintahku sekarang ia selalu duduk di sampingku. Dengan begitu aku bisa mengerayangi tubuhnya yang sintal di balik pakaian kerjanya itu. Mobil pun mulai meluncur, tetapi arahnya kurubah bukan menuju ke apartemen, melainkan ke arah puncak. Tak lama kemudian mobil yang sedang kukendarai berhenti karena lampu perempatan jalan berwarna merah. Di perempatan yang sepi aku mengeluarkan penis kesayanganku, kemudian tanganku meremas payudara Sumi yang tertutup bajunya dengan lembut.

“Emmhhh…mang!.”, Sumi bergumam ketika toketnya ku remas-remas.

Lampu jalan telah menunjukan warna hijau. Mobil yang kukendarai juga ikut meluncur seiring

“Sepong kontolku Sumi…., sekalian bersihin dulu tadi aku sudah kencing belum dibersihkan!!”, tangan Sumi langsung meraih batang penisku,

“Tuan pengen di sepong..??, Sumi sepong ya….”, dengan nada bicara yang genit dan manja Sumi mendekatkan kepalanya ke kontolku.

Sumi langsung menjilati penisku terutama liang kencingku dimainkan dengan lidahnya kemudian Sumi memasukan batang penisku ke dalam mulutnya. Bibir Sumi sampai mentok ke selangkanganku. Sumi memaju mundurkan kepalanya, dia terus nengulum penisku yang semakin membesar.

“Ahh, kamu hebat Sumi…., kamu tambah pintar nyepong…”, kataku sambil aku terus mengendarai mobil.

“srrrruuuppp….. srruuuppp….. enak sekali kontol Tuan….”, ucap Sumi sambil meneruskan kembali mengulum penisku batangku disedot sedot dalam mulutnya. dengan sangat rakusnya. Sumi terus melakukan kuluman demi kuluman, kuluman yang rakus dan buas, hampir selama 7 menit Sumi terus mengulum penisku dan aku pun sudah ingin mengeluarkan pejuku.

“Oooooooh .. bentaaaar aaaaaaaaaaaaaaaaah .. maaaaaaaaaaaauuuu aaaaaaaaaaaaaaaaah Sekaaaraaaaaaaaaaaaaanggg aaaaaaaaaaaaaaaaaah “ aku tidak kuat lagi, beberapa menit kemudian memuntahkan lahar putih ke tenggorokan Sumi.

“Croooooooooot … croooooooooooooooot .. crooooooooooooot .. croooooooooot “

Isi dalam mulut Sumi penuh dengan pejuku, ditelannya spermaku itu lalu ditariknya penisku serta dikocok lagi untuk mengeluarkan sisa spermanya, muncratan spermaku sampai berlepotan di wajah Sumi dan sebagian mengenai rambutnya.

“Emmhh gurih sekali peju Tuan….”, kata Sumi manja. “Tuan Kita akan ke mana….????”, tanya Sumi kepadaku ketika dia mengetahui tujuanku bukanlah ke apartemennya.

“Kita menuju villa Mr. Robert di puncak”, jawabku pendek.

“Emmhh….. Tuan akan ngentot Sumi disana…???”, tanya Sumi manja.

“Bukan kamu dah aku jual buat memuaskan nafsu bule-bule tamunya Mr. Robert. Mungkin nanti kamu akan di gangbang oleh bule-bule itu…. Kamu maukan…???”, tanyaku kepada Sumi.

Sumi terdiam, tapi kemudian dia tersenyum “Tubuhku ini milik tuan…, Sumi bersedia di jual dan menjadi lonte tuan…, selama tuan menyukainya….”.

Jam sepuluh malam mobil yang ku bawa memasuki sebuah villa, ya villa Mr. Robert. Mr. Robert adalah seorang pengusaha asing, dulu dia pernah aku bantu waktu dia mau membuka pabrik baru di kawasan Semarang. Ya biasa membantu dengan menggunakan ilmuku supaya masyarakat disitu mau menjual tanahnya kepada Mr. Robert dan Mr. Robert pun sudah fasih berbahasa Indonesia karena memang sudah lama dia menetap di Indonesia. Walau usianya sudah hampir setengah abad, tapi ia sangat suka main seks dan seleranya kadang nyeleneh. Aku seringkali diminta bantuannya mencarikan jablay untuk menemaninya. Di depan beranda villa Mr. Robert sudah menunggu,

“Sorry Mr. Robert, saya telat…”, sapaku kepada Mr.Robert, sementara Sumi kusuruh menunggu di mobil.

“Nggak apa-apa, well perempuan itu yang akan melayani tamu-tamuku…? jadi dia artis yang kau janjikan…?”, tanya Mr. Robert sambil melirik ke arah mobil.Mr. Robert

Mr. Robert

“Iya tuan, tapi bukan artis, dia itu pembaca berita, kalau tuan suka nonton acara berita pasti tau”, jawabku.

“What?? Anchor woman? kamu yakin dia bisa dipakai?? Saya baru dengar ada penyiar berita bisa dipakai, saya tidak mau nanti ada masalah” tanyanya lagi,

“ Tenang Mister, dia 100% bisa dipakai dan saya yakin dia bisa melayani kemauan tamu-tamu tuan, dijamin…, oh iya Mister sekarang dia udah ngak pake BH ama cangcut…, tapi kalo make dia harganya cukup tinggi… ” sambungku sambil menggesek-gesek jari telunjuk dan jempolku.

“Ok…, No problem…. Segini cukup….???”, Mr. Robert sambil mengeluarkan sebuah cek yang bertulis seratus lima puluh juta rupiah.

“Wah, lebih dari cukup tuan….!!”, kemudian aku memanggil Sumi untuk menghampiri kami berdua.

“Kenalkan ini Mr. Robert…, untuk malam ini kamu akan disini dan melayani kemauan Mr. Robert….!!!”, kataku kepada Sumi,

“So who’s your name lady??”, tanya Mr. Robert ke Sumi.

“I’m Sumi, Sumi Yang” Jawab Sumi,

“come here girl…!!”, Sumi mendekati Mr. Robert tiba-tiba tangan Mr. Robert kemudian memegang pantat Sumi “You have a nice ass… I love it…”, dan tak lama setelah itu Mr. Robert memegang payudara Sumi

“You not wearing a bra huh…???”, tanya bule setengah baya itu sambil meremas-remas payudara Sumi.

“Acchhhh…. No Sir.., I not wearing a bra…!!!” Sumi melenguh ketika payudaranya di remas oleh Mr. Robert,

“You have scented body…, ,Are you ready to fuck with my guests, Sumi..??”, kata Mr. Robert sambil berbisik di telinga Sumi dan tangannya menyelusup ke arah selangkangan .

“Acchhh, I ready to have sex, with your guest….Acchh…”, jawab Sumi.

“Nice girl…, Come with me….”, kata Mr. Robert sambil merangkul Sumi dan mengajak dia masuk ke dalam villa, sementara aku di tinggal di luar.

Setelah Sumi dan Mr. Robert memasuki Villa, aku kembali ke mobil, dan keluar dari villa itu meninggalkan Sumi sampai dengan besok pagi di Villa Mr. Robert. Sementara itu setelah Sumi memasuki villa, di ruang tengah ternyata teman-teman Mr. Robert sedang mengobrol sambil meminum wine.

“Well Guys, this girl is the one who had I promised to be our slave today, shall we start now?”, kata Mr. Robert.

John yang paling dekat kemudian mendekati Sumi,

“Hello georgeous…., what your name?”, tanyanya.

“My Name’s Sumi, Sir and I ready to serve you..”, jawab Sumi dengan sedikit genit.

Sementara Mr. Robert pergi mengambil handycam.

“Before, you serve us, better you drink this…”, kata Michel sambil memberikan wine yang sudah dicampur dengan obat peransang kepada Sumi dan itu bukan obat perangsang biasa orang yang meminumnya selain mudah teransang dan kuat untuk melakukan hubungan intim semalaman. Kemudian Sumi meminum wine tersebut.

“dwelt among us please…!!!”, John menarik Sumi supaya dia duduk di sofa di antara mereka berempat.

Baru saja meminum seteguk, tubuh Sumi tiba-tiba menjadi panas, puting payudaranya menjadi mengeras dan vaginanya sedikit basah.

“You are so pretty, and your body very fragrant….”, ucap Morris, seorang bule berperut gendut sambil menciumi leher jenjang Sumi.

“Are You ready for fuck?”, tanya john yang duduk di sebelah Sumi sambil tangannya meraba-raba paha Sumi dan menyingkap roknya.

”Aaaacchhh…., as your wish sir….pleasse….”, jawab Sumi yang mulai horny berat.

“So, please you choose which one of dicks will you suck first”, kata Jim yang berkepala plontos sambil mengeluarkan penisnya dan yang lainnya pun berdiri mengelilingi Sumi yang sekarang duduk di atas karpet sambil penis mereka dikeluarkan. Sementara Robert yang telah mengambil handycam mulai merekamnya. Sumi, sang penyiar berita cantik itu pun sekarang dikelilingi oleh penis-penis bule yang telah ereksi. Mata Sumi tampak berbinar dikelilingi penis tersebut dan tangan kirinya meraih penis Morris, sementara tangan kanannya meraih penis Jim. Sumi mulai mengocok penis-penis tersebut dan sambil mengulumnya. Ia tampak rakus dalam mengulum penis.

“mmmmmmmmmm …. mmmmmmmmm … “ suara yang keluar dari mulut Sumi ketika penis-penis itu bergantian masuk ke dalam mulutnya, besarnya penis-penis itu membuatnya sampai kerepotan karena bentuk bibirnya yang kecil.

“aacckkhh … you are very clever sucking my dick,…. What a wild bitch you are, Sumi“, kata John sambil mengerang.

Sumi tampak tersipu sambil terus melakukan sedotan ke penis-penis itu secara bergantian. Sesekali sambil tangannya bergantian mengocok penis tersebut dengan sangat lancar dan halus. Sedot-sedotan yang dalam membuat para tamu Mr. Robert tersebut keenakan. Sumi memperlakukan penis-penis tersebut dengan lincah. Sementara sekarang posisi Sumi seperti yang merangkak kali ini mulut Sumi sedang di penuhi penis milik Morris,

“suck this little bitch….!!” Morris membentak kemudian dengan kasar dan menjejalkan penisnya ke mulut Sumi. sambil menjenggut rambut Sumi.

“Hoommmmmhh, Ummmmmmmhhh… Mmmmmmmm” suara mulut Sumi yang sedang mengulum penis Morris.

Sementara John mengambil posisi di belakang, rok Sumi pun sudah terjatuh ke lantai. Sehingga terlihat bagian pantat yang padat berisi.

”Nice ass… I got you, little bitchhh…”, kata John sambil mengarahkan penisnya ke vagina Sumi, dan tangannya meremas-remas bongkahan dadanya, sedangkan Mr. Robert dengan asiknya merekam semua kegiatan mereka.

“Awwww…… Arrrhhhhhhh… Crrrrr Crrrrrrrrrrrrr”, Sumi mengerang ketika penis John menjebol vaginanya secara sekaligus, dan dengan kasarnya John mengaduk-ngaduk vaginanya tanpa memberinya kesempatan beradaptasi. Sedangkan di depan, Morris tidak memberi kesempatan kepada Sumi untuk menarik nafas.

“Slllcckkkkk…, slllllcccckkkkk… Cupkkhh.. cupkkhh….” suara yang keluar dari mulut Sumi.

Hampir 10 menit vagina Sumi di aduk-aduk oleh penis Jhon. Sambil memukul atau meremas-remas pantatnya dan tak lama kemudian…

“Ahhh Ahhhh Owwwww….”, Sumi berteriak sekencangnya ketika dia mengalami orgasme pertamanya.

Cairan cinta Sumi langsung memancar ketika penis John dikeluarkan. Semua kejadian itu terekam jelas dalam handycam Mr. Robert. John dan Morris beristirahat sejenak, memberi kesempatan pada dua temannya. Michel langsung menarik kepala Sumi dan mengarahkan penisnya untuk dikulum olehnya. Sumi yang masih lemah akibat orgasme langsung membuka mulutnya dengan kasar Michel memaju mundur kan pantatnya sambil tetap menahan kepala Sumi.

“suck it bitch, damm you!! Harder bitchhh!!! ”.

Sementara di belakang, Jim sudah mengambil posisi

“I love your little ass and I will fuck it.”, Sumi yang sedang di perkosa mulut tidak mendengar apa yang dikatakan Jim. Sehingga “Arrrhhhhhhhhhhhhhhhhh….! ” terdengar erangannya, ia mengerjap-ngerjapkan matanya, kesakitan itu membuatnya terbata-bata.

“Arrh, shak.. shakit…, Aww, Heggg” mata Sumi membeliak lebar-lebar ketika sebuah hentakan menjebol lubang duburnya, mulutnya terbentuk seperti hendak mengucapkan huruf “A” ketika merasakan batang penis yang hitam dan panjang itu menerobos memasuki lubang duburnya dengan paksa.

Sementara Michel menghentikan sejenak aktifitasnya untuk memberikan kesempatan pada Sumi mengambil nafas. Gerakan kasar dari Jim yang sedang menyodomi dubur Sumi membuat tubuhnya terdorong-dorong ke depan. Jim menarik pinggul Sumi agar lebih menungging sehingga penisnya dapat keluar masuk dengan lebih leluasa. Penis yang besar itu memacu lubang anus Sumi. Sumi meringis ketika lubang anusnya yang masih seret kering dimasuki oleh penis bule yang besar.

“Awwwwwwhhhhhhh !!! ” Sumi menjerit panjang ketika si negro mulai memaju mundurkan penisnya dengan kasar, matanya membeliak, tubuhnya mengejang

“Arrrrhhhhhhhhhhhhhhh!!!”, Sumi seolah-olah merasakan lubang anusnya sedang dibelah begitu kasar dan brutal “Plokkkkkk… Plokkkkkk… Plokkkkkkk….Plokkkk” suara benturan buah pantat Sumi yang sedang dihajar oleh penis si negro terdengar dengan semakin keras. Ekspresi kesakitan di wajah Sumi perlahan-lahan digantikan oleh ekspresi kenikmatan, desahan-desahan dan rintihan kenikmatan penuh dengan gairah seksual Sumi. Melihat hal itu Michel kembali memasukan penisnya ke mulut Sumi.tetapi di belakang sodokan-sodokan yang dilakukan oleh Jim semakin brutal. Sementara Mr. Robert mendekati dan memasukan dildo getar ke dalam vagina Sumi, membuat Sumi bertambah gairah seksualnya akibat hujaman penis di anus, getaran dildo dan mulutnya yang terus melayani sebatang penis. Dan tak lama kemudian. “Ahhhhhhhhhhh…. Crrrrrrrrtttt…. Crut” Sumi menahan nafas, tubuhnya mengejang akibat klimaks yang kedua kalinya, sampai-sampai dildo getar yang tadi menempel di vaginanya menjadi terlempar. Tubuh telanjang Sumi dalam waktu singkat sudah penuh bekas cupangan dan bercak ludah. Morris yang sedang duduk di sofa menyuruh Sumi menduduki penisnya dengan posisi Sumi membelakanginya

“I want fuck your ass…, bitch…”, Sumi memegangi dan mengarahkan penis besar kembali ke anusnya dan “Ahhhhhhh..!!! ”sedikit demi sedikit penis tersebut masuk ke dalam lubang anusnya, namun secara tiba-tiba menjebloskan penisnya sekaligus ke dalam lubang anus gadis itu.

“Arrrrhhhhhhh….!! Sakitttt!!! Sakitttt sekaliiiii….”, namun Morris yang tidak bahasa Indonesia malah Memaksa Sumi untuk bergoyang di atas tubuhnya. “Achhhhhhh….! Heggghhh…, Ahhhhhhhhhhh!! ” Sumi tidak dapat lagi menahan jeritannya ketika merasakan lubang anusnya dipaksa melar ketika penis keluar masuk dengan kasar. Taklama kemudian John mendekati Mereka berdua, dengan penis yang sudah tegak sempurna langsung mengarahkan kepada vagina Sumi dan “Ahhhhh….!! ” Sumi berteriak kembali ketika penis yang besar itu menekan-nekan dengan kasar sebelum akhirnya amblas memasuki lubang vagina. “Ohhhhhh, Ahhhhhhhhh, Ohhhhhhhhhh, Awwwwwwww…..” rintih Sumi ketika penis tersebut berlomba memasuki kedua lubang Sumi, Wajah Sumi memerah menahan sakit, perih dan kenikmatan yang tiada duanya “Nikmattttt….ssshh…., Akhhhhhhh…, Owwwww,Hssshhhh ….. please fuck Me harder….”. seolah di perintah keduanya memacu liang anus dan liang vagina Sumi dengan sangat brutal dan tak lama kemudian “Ahhhhh….! Crrrr Crrrrr…”, Sumi mengeluarkan orgasme yang kesekian kalinya. Posisi Morris sekarang digantikan oleh Michel dan posisi John diganti oleh Jim. Kali ini Morris memasukan penisnya ke dalam vagina Sumi.

“Arhhhhhhhhhhhhhhhh….! ” nafas Sumi terputus-putus ketika batang penisnya panjang itu masuk hingga terbenam sekaligus dengan sekali sodokan yang kasar dan kuat menuju rahimnya

Sementara Jim, yang kesulitan untuk menusuk anus sang penyiar berita, meremas-remas buah dada Sumi. Morris terus mengaduk-ngaduk vagina Sumi dengan kasar dan kuat sementara Jim yang sudah tidak sabar

”I love wet pussy.., let me see you can handle two dick in your pussy….”

“Hennggghhhh…!! Akkkhhhhhhhh…. Arrrrggghhhhhhhhhhhhhh…… Hekkkk, Hekkkkss, Hekkssss….. Errrhhhhhh ”, Sumi mengerang sejadi-jadinya ketika dua penis menerobos vaginanya. “come on girl….we will fuck your pussy together”

“Aduh…, Ampunnn… Ampunnnnn, Stoppppp, Nn.. Nooooo”, Sumi tampak mengiba tak kuat menahan rasa sakit yang di deritanya. Tapi itu tak berlangsung lama

“Ahhhhh, Yes, Ahhhhhh, Ohhhhh Yesssss, Emmm Crrrrrrrrr.. Crrrrrrr” Sumi mendesah-desah semakin liar “fuck me…… fuck me…..yyeeesss oooohhhh!!”,

Sumi berusaha mengimbangi kedua penis yang sedang ada di dalam vaginanya

“oooohhh I loveeee…. It….. fuck me harderrr..…..” bagai orang kesetanan mereka bertiga memacu nafsu syahwatnya masing-masing.

“do you love this bitch?… hah…., you want more? fell this….!!!”, Jim dan Michel mempercepat gerakan mereka.

“Ahhhhhh, Ohhhhh Yesssss, Emmm I Love it“

Tubuh Sumi tampak terayun-ayun dan kondisinya sudah sangat acak-acakan. Mr. Robert yang sedang merekam seluruh kegiatan menyuruh Morris untuk memberi minum pada Sumi yang sudah kelelahan. Setelah memberi Sumi segelas air, tiba tiba Morris menarik kepala Sumi untuk memuaskan penisnya kembali. Kini Sumi di keroyok oleh tiga penis sekaligus.

“Oggghhhhhhh… Hufffhhhh… Emmmmm”, jeritan-jeritan liar Sumi menjadi tertahan. tetapi mereka bertiga dengan brutal terus memompa tubuhnya.

“Arhhhhhhhhhhhhhhhh….! ” tubuh Sumi menegang dan matanya membelalak, tubuh ramping itu terdongak sesaat dan kemudian ambruk menindih tubuh Michel.

Michel mendorong tubuh Sumi hingga terjatuh ke lantai. Tubuh Sumi sangat lemah setelah empat kali mengalami orgasme, para bule tersebut segera mengelilingi tubuh telanjang Sumi sambil mengocok batang penisnya masing-masing. Sumi yang terbaring di lantai membuka mulutnya seolah meminta jatah peju dari tamu-tamu tersebut dan tidak lama dari itu

“Take this cum, bitch!” Kata Michel,

“Crooot…..crooot……Croottt”, sperma menyembur dari masing-masing penis semua mengarah ke mulut Sumi, sehingga ada yang mengenai mata, hidung dan mulut yang terbuka menerima limpahan cairan kental itu. Setelah puas mereka meninggalkan Sumi yang telentang bugil di atas karpet karena kecapaian. Sampai besok paginya sebelum aku menjemput kembali Sumi, mereka kembali menggarap Sumi, kali ini di dekat kolam renang. Sumi pun kembali mengalami orgasme dasyat. Selama perjalan pulang Sumi tampak letih namun setelah sampai apartemen sehingga aku membiarkannya istirahat tanpa harus melayani nafsuku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar